MEMBACA VS TEKNOLOGI DI KALANGAN
REMAJA
Di
era globalilasi seperti sekarang ini, kemajuan teknologi semakin pesat yang
membuat segalanya mudah. Begitupun dengan informasi. Informasi bisa di dapat
dari segala sumber, baik dari media cetak maupun dari media elektronik. Namun
media elektronik lebih disenangi terutama di kalangan remaja dengan alasan
praktis dan efisien. Hal ini sangat betolak belakang dengan membaca.
Sebagian
besar remaja zaman sekarang sudah tidak suka membaca, mereka lebih senang menonton
film atau browsing di internet. Mereka rela menghabiskan waktu untuk sekedar
menonton film kesukaannya atau browsing di internet daripada harus membaca,
entah itu membaca buku pelajaran atau buku-buku bacaan seperti novel. Mereka
rela mengantri berjam-jam demi sebuah tiket film daripada harus mencari
buku-buku yang baru diterbitkan. Salah satu faktor penyebab menurunnya minat
baca di kalangan remaja adalah karena berkembangnya teknologi khususnya media
elektronik seperti telepon genggam, laptop, tablet PC. Zaman sekarang,
teknologi sangat menguasai dunia terutama dunia remaja. Mereka yang masih
rentan terhadap perubahan dan sangat labil dalam memilih mana yang sesuai
dengan pribadinya, membuatnya selalu bergantung padanya dan berdampak pada
remaja yang menginginkan segala sesuatunya serba instan. Kini media cetak pun kalah saing dengan media
elektronik. Media cetak bak di telan bumi, tak banyak remaja yang menyukai
media cetak terutama koran yang sekarang hanya diminati oleh orang yang masih
menganggap koranlah sumber informasi yang lengkap. Ironisnya mereka membutuhkan
koran hanya untuk mengerjakan tugas sekolahnya. Setelah itu mereka
mengacuhkannya. Mereka lebih menyukai majalah fashion atau tabloid remaja.
Nampaknya media elektronik sudah menjadi kebutuhan pokok terutama di kalangan
remaja. Kalau segala sesuatunya harus di kerjakan oleh alat elektronik, hal ini
membuat orang menjadi malas dan tidak sehat. Bagaimana kalau hal itu terjadi
pada remaja ? Apalagi remaja Indonesia ? Padahal remaja sangat menentukan masa
depan Indonesia. Melihat remajanya seperti ini, mau jadi apa Indonesia di masa
depan ?
Sebagai
remaja, saya orihatin dengan keadaan remaja Indonesia seperti sekarang ini.
Pemuda generasi penerus bangsa yang harus memajukan Indonesia untuk lebih baik.
Kini mereka tak peduli dengan ilmu pengetahuan, padahal ilmu mereka harus
selalu di gali dan di gali. Salah satunya dengan membaca. Membaca membuat kita
tahu informasi dan pengetahuan kita bertambah. Orang-orang besar di negara ini
pun pasti hobinya membaca. Mungkin banyak buku-buku yang sudah mereka baca. Ilmu
dan wawasan mereka terus bertambah karena mereka gemar membaca. Dengan membaca
semua informasi akan kita dapat. Melihat keadaan remaja generasi bangsa yang
seperti ini, mereka sangat sedih prihatin dan bingung. Mereka memikirkan
Indonesia di masa depan akan seperti apa ? Harusnya remaja penerus bangsa lebih
gigih dan tekun untuk mencari ilmu dan wawasan yang luas demi kemajuan dirinya
dan persiapan membangun Indonesia yang lebih baik.
Dapat
kita lihat dari perpustakaan-perpustakaan sekolah. Tempat yang satu ini sangat
tidak diminati oleh siswanya. Pihak
sekolah berusaha memperbaiki pelayanan di dalam perpustakaan dengan menyediakan
tempat yang nyaman untuk siswa membaca buku. sudah menambah fasilitas dengan
komputer yang di lengkapi dengan fasilitas internet, dan ditambah dengan
buku-buku bacaan yang selalu baru. Hal ini dilakukan agar menarik perhatian siswa untuk
mengunjungi perpustakaan. Hal ini cukup berhasil menarik minat siswa untuk ke perpustakaan. Namun
sayang, dengan fasilitas yang sudah lengkap itu, mereka ke perpustakaan tidak
untuk membaca, melainkan hanya untuk sekedar browsing di internet. Jadi
buku-buku di perpustakaan ppun tak ada yang membaca, hanya segelintir siswa
yang mau membacanya dan kebanyakn mereka memanfaatkan fasilitas internet
gratis. Sungguh ironis memang remaja sekarang. Budaya membaca semakin menjauh
dari mereka. Mereka selalu befikir membaca akan membuang waktu sehingga membaca
sebentar saja sudah capai dan mata lelah. Padahal kalau mereka suruh menonton
film akan menghabiskan waktu berjam-jam tanpa lelah sedikitpun. Memang sangat
bertolak belakang.
Terlepas
dari kedua kenyataan tersebut di atas, tak ada pihak yang harus disalahkan. Budaya
membaca di Indonesia memang belum terbentuk. Diharapkan remaja Indonesia sadar
akan pentingnya membaca yang akan menambah ilmu dan wawasan mereka untuk kemajuan
dirinya dan untuk membangun Indonesia yang lebih baik di masa yang akan datang.
Hal ini juga tak jauh dari peran lingkungan sekitarnya baik lingkungan
keluarga, sekolah maupun masyarakat. Semua elemen tersebut harus saling
mendukung untuk membudayakan membaca dan meyadarkan akan pentingnya membaca.